Teguhkan Langkahmu, Doa Kami Menyertaimu
Indahnya pagi semakin nampak dengan datanganya para siswa yang telah lulus dari Sekolah Menengah Pertama Ta’miriyah Surabaya. Mereka bersama orang tuanya berduyun-duyun datang ke gedung kesenian “Cak Durasim” Genteng Kali Surabaya, Rabo 19 Juni 2019.
Ucapan selamat datang menyapa mereka dari penerima tamu yang terdiri dari bapak ibu guru dan karyawan sekaligus mempersilahkan masuk ke dalam gedung.
Dengun senyum keakraban para siswa dan wali murid menerima sambutan hangat dari pihak sekolah kemudian masuk ke dalam gedung menempati tempat yang telah disediakan.
Tidak berselang lama Pra Acara dimulai. Salam pembuka diucapkan, disusul dengan pembukaan, kemudian diikuti dengan penampilan-penampilan beberapa extra yang ada di SMP Ta’miriyah Surabaya.
Unjuk kebolehan dilakukan mulai olah suara, olah gerak, dan olah watak. Ada pesan menarik dalam olah watak, yakni waktu pertunjukan teater. Misi yang jadi topik utama adalah jangan durhaka kepada ibu. Sebagaimana dikemukakan dalam sebuah hadits,
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
Imam Al-Qurthubi menjelaskan, “Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalam menghadapi masa hamil, kesulitan ketikamelahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya. (Lihat Tafsir Al-Qurthubi X : 239. al-Qadhi Iyadh menyatakan bahwa ibu memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan ayah). (https://muslimah.or.id/1861-ibumu-kemudian-ibumu-kemudian-ibumu.html)
Tibalah saat yang dinanti, yakni penyerahan siswa purna didik. Bapak H. Suwardi, S.P. kepala sekolah SMP Ta’miriyah Surabaya menyerahkan siswa purna didik kepada wali murid, “Dengan membaca Bismillahirrohmanirrohim kami serahkan putra putri Bapak Ibu kembali …thok..thok..thok.”
Beliau juga berpesan kepada para siswa, “Teruslah melangkah, Raih cita-citamu. Doa kami selalu menyertaimu. Ingat bekal abadimu adalah Allah dan Rosulnya.” (red)
Ayah dari Abbiyu (siswa kelas 9C) mewakili orang tua siswa, menerima penyerahan siswa purna didik, beliau mengungkapkan bahwa tidak salah menyekolahkan anak di SMP Ta’miriyah Surabaya, disamping mendapatkan pembelajaran mata pelajaran juga mendapatkan pembinaan akhlaqul karimah, dampaknnya siswa tahu apa yang harus dilakukan untuk meraih mimpinya.
Terakhir ditutup dengan penyerahan raport, photo bersama, dan bersalaman dengan iringan doa dalam hati, Teguhkan langkahmu, doa kami menyertaimu, ingatlah keberhasilan itu mahkotanya telah disematkan di pundakmu. (Tim Online SPETA)
#DigitalClassSMPTamiriyahSurabaya
#SchoolTalkSMPTamiriyahSurabaya
#OneDayTamiriyahBoardingSchool
#MenerimaMuridBaru2019-2020
#CambridgeCurriculumApplied
#FullDay5HariMasuk
Ucapan selamat datang menyapa mereka dari penerima tamu yang terdiri dari bapak ibu guru dan karyawan sekaligus mempersilahkan masuk ke dalam gedung.
Dengun senyum keakraban para siswa dan wali murid menerima sambutan hangat dari pihak sekolah kemudian masuk ke dalam gedung menempati tempat yang telah disediakan.
Tidak berselang lama Pra Acara dimulai. Salam pembuka diucapkan, disusul dengan pembukaan, kemudian diikuti dengan penampilan-penampilan beberapa extra yang ada di SMP Ta’miriyah Surabaya.
Unjuk kebolehan dilakukan mulai olah suara, olah gerak, dan olah watak. Ada pesan menarik dalam olah watak, yakni waktu pertunjukan teater. Misi yang jadi topik utama adalah jangan durhaka kepada ibu. Sebagaimana dikemukakan dalam sebuah hadits,
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
Imam Al-Qurthubi menjelaskan, “Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalam menghadapi masa hamil, kesulitan ketikamelahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya. (Lihat Tafsir Al-Qurthubi X : 239. al-Qadhi Iyadh menyatakan bahwa ibu memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan ayah). (https://muslimah.or.id/1861-ibumu-kemudian-ibumu-kemudian-ibumu.html)
Tibalah saat yang dinanti, yakni penyerahan siswa purna didik. Bapak H. Suwardi, S.P. kepala sekolah SMP Ta’miriyah Surabaya menyerahkan siswa purna didik kepada wali murid, “Dengan membaca Bismillahirrohmanirrohim kami serahkan putra putri Bapak Ibu kembali …thok..thok..thok.”
Beliau juga berpesan kepada para siswa, “Teruslah melangkah, Raih cita-citamu. Doa kami selalu menyertaimu. Ingat bekal abadimu adalah Allah dan Rosulnya.” (red)
Ayah dari Abbiyu (siswa kelas 9C) mewakili orang tua siswa, menerima penyerahan siswa purna didik, beliau mengungkapkan bahwa tidak salah menyekolahkan anak di SMP Ta’miriyah Surabaya, disamping mendapatkan pembelajaran mata pelajaran juga mendapatkan pembinaan akhlaqul karimah, dampaknnya siswa tahu apa yang harus dilakukan untuk meraih mimpinya.
Terakhir ditutup dengan penyerahan raport, photo bersama, dan bersalaman dengan iringan doa dalam hati, Teguhkan langkahmu, doa kami menyertaimu, ingatlah keberhasilan itu mahkotanya telah disematkan di pundakmu. (Tim Online SPETA)
#DigitalClassSMPTamiriyahSurabaya
#SchoolTalkSMPTamiriyahSurabaya
#OneDayTamiriyahBoardingSchool
#MenerimaMuridBaru2019-2020
#CambridgeCurriculumApplied
#FullDay5HariMasuk
Komentar
Posting Komentar