MEWUJUDKAN TAKWA PARIPURNA



Takbir. Tahlil. Tahmid. Tak henti-hentinya meluncur dari setiap lisan kaum beriman. Menggetarkan dada. Menyentuh jiwa. Bergemuruh di langit. Menghujam ke bumi.


Dengan hati yang khusyuk, tulus dan ikhlas. Semua Muslim. Termasuk kita di sini. Bersimpuh. Bersujud. Merunduk dan merendahkan diri. Di haribaan Zat Yang Mahasuci. Hanyut dalam senandung pujian kepada Ilahi. Tenggelam dalam pengagungan kepada Zat Yang Mahatinggi. Allah Rabbul ‘Izzati.
  
Ramadhan telah kita tinggalkan. Idul Fitri telah menghampiri. Hari Raya telah menyapa. Puasa berganti dengan berbuka. Yang tersisa sejatinya tinggallah takwa. Bukan kembali berlumur dosa. Begitulah seharusnya kita pasca puasa.

Dinyatakan oleh sebagian ulama, Idul Fitri adalah Hari Kemenangan. Menang melawan hawa nafsu. Menang melawan setan. Menang melawan setiap kecenderungan dan perilaku menyimpang. Menang dalam menegakkan keadilan. Menang melawan setiap kezaliman. Inilah yang kita saksikan dalam lintasan sejarah seperti Perang Badar, Fathu Makkah, dlsb. Hari raya yang penuh dengan kemenangan semacam inilah yang sepantasnya dirayakan. Allah SWT berfirman:

وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ (4) بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (5)
Pada hari itu, bergembiralah kaum Mukmin karena meraih pertolongan Allah SWT. Dia menolong siapa saja yang Dai kehendaki. Dia Mahakuat dan Maha Penyayang (QS ar-Rum [30]: 4).


Di sisi lain, sesungguhnya Idul Fitri lebih layak dirayakan oleh Mukmin yang puasanya melahirkan takwa. Tentu bukan takwa yang pura-pura. Sekadar demi citra. Demi meraih tahta dan kuasa. Namun, takwa yang bertambah sempurna. Takwa yang makin paripurna. Takwa yang sebenarnya (haqqa tuqâtih). Sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah SWT dalam QS Ali Imran [3] ayat 102. Dalam bahasa sebagian ulama dinyatakan:

لَيْسَ الْعِيْدُ لِمَنْ لَبِسَ الْجَدِيْدَ وَ لَكِنَ الْعِيْدَ لِمَنْ تَقْوَاهُ يَزِيْدُ
Hari Raya bukanlah untuk orang yang mengenakan segala sesuatu yang serba baru. Hari Raya hanyalah untuk orang yang ketakwaannya bertambah.

Salah satu definisi takwa dinyatakan oleh Imam al-Hasan. Kata Imam al-Hasan, sebagaimana dikutip oleh Imam ath-Thabari di dalam tafsirnya, kaum yang bertakwa adalah mereka yang senantiasa takut terjerumus pada apa saja yang telah Allah SWT haramkan atas mereka dan menunaikan apa saja yang telah Allah wajibkan kepada mereka. Inilah yang musti dilakukan untuk mendapatkan Takwa Paripurna.

Sobat, marilah kita rangkai hari demi hari dengan senantiasa tunduk kepada Allah Swt. Gembirakan diri kita dalam ketundukan serta berusaha keras untuk terus mengupayakan persembahan terbaik apapun keahlian kita. Senyampang Allah Ridha, jalani dengan sepenuh hati sambil memilah untuk lakukan pengabdian terbaik guna layakkan diri kita berada di SurgaNya Allah Swt. (Awan SPETA)

#DigitalClassSMPTamiriyahSurabaya
#SchoolTalkSMPTamiriyahSurabaya
#OneDayTamiriyahBoardingSchool
#MenerimaMuridBaru2019-2020
#CambridgeCurriculumApplied
#FullDay5HariMasuk

Komentar

Postingan Populer