Takwa Buah Dari Puasa Ramadhan
Tanpa terasa kita telah berada di penghujung Ramadhan. Bulan yang agung ini sebentar lagi akan meninggalkan kita. Digunakan ataupun tidak bulan Ramadhan ini akan meninggalkan kita.
Sobat, Sudahkah ketundukan, kita lakukan dengan sepenuh hati hanya kepada Allah. Benarkah seluruh kemampuan yang kita miliki kita gunakan untuk mengabdi kepada Allah. Dan puasa yang sedang kita lakukan semata-mata hanya untuk Allah. InsyaAllah kalau kita sudah melakukannya takwa akan menyatu dengan kita.
Karena sesuai firman Allah SWT:
﴿يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ﴾
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa (QS al-Baqarah [2]: 183).
Umar bin Abdul Aziz rahimahulLâh, menyampaikan makna takwa, sebagaimana dikutip Imam as-Suyuthi dalam Ad-Durr al-Mantsûr, berkata:
لَيْسَ تَقْوَى اللَهِ بِصِيَامِ النَّهَارِ وَلاَ بِقِيَامِ اللّيْلِ والتَّخْلِيْطِ فِيْمَا بَيْنَ ذَلِكَ، وَلَكِنْ تَقْوَى اللَّهِ تَرْكُ مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَأَدَاءُ مَا افْتَرَضَ اللَّهُ
Takwa kepada Allah itu bukanlah berpuasa pada siang hari, shalat pada malam hari dan memadukan keduanya. Namun, takwa kepada Allah itu adalah meninggalkan apa saja yang telah Allah haramkan dan menunaikan apa saja yang telah Allah wajibkan.
Sobat, Imam Ali ra menjelaskan hakikat takwa ini, dan prasyaratnya. Takwa adalah:
الخوف من الجليل والعمل بالتنزيل والإستعداد ليوم الرحيل
“Takut kepada Rabb yang Maha Agung. Menjalankan apa yang diturunkan Allah. Bersiap diri menghadapi Hari Kiamat.”
Maka tanda orang yang bertakwa, Pertama, dia hanya takut kepada Allah. Dia yakin bahwa Allah Maha Melihat, Allah Maha Tahu dan Maha segalanya. Dia pun yakin terhadap yang ghaib lainnya yang dikabarkan oleh Allah melalui Rasul-Nya: adanya malaikat yang selalu mengawasinya 24 jam penuh tanpa jeda, merekam semua aktivitas manusia tanpa kecualinya.
Yang kedua, orang yang bertakwa adalah amalu bi tanzil yakni melaksanakan ketaatan kepada Allah, dalam kondisi suka maupun berat hati.
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS Al Ahzab: 36)
Ketika Allah memanggil mereka untuk melaksanakan shalat, mereka akan bergegas shalat karena mereka menyadari itu adalah perintah Allah. Ketika Allah perintahkan membayar zakar, mereka keluarkan zakat itu. Ketika Allah perintahkan berbuat baik kepada orang tuanya, dengan senang hati mereka membahagiakan orang tuanya.
Dan ketika Allah perintahkan untuk belajar maka dengan sepenuh hati akan dioptimalkan semua potensi yang dia miliki untuk menguasai apa yang diwajibkan Allah, memahami dengan benar, menyebarkannya dan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan dalam dunia nyata
Sebaliknya. Ketika Allah melarang mengambil harta orang lain, mereka tak berani korupsi, mengurangi timbangan, mencuri, dan menipu. Ketika Allah larang menyakiti sesama Muslim, mereka sayangi sesama Muslim dan tak berani menyakiti, mengkriminalisasi, bahkan menerornya.
Semua itu dilakukan karena orang yang bertakwa senantiasa mengingat datangnya Hari Perhitungan yakni hidup setelah mati. Itulah tanda orang bertakwa yang ketiga.
وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ
“dan sesungguhnya Hari Kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.” (QS Al Hajj: 7)
Sobat, di sanalah kita akan ditimbang amal kita. Siapa yang amal baiknya lebih berat timbangannya daripada amal buruknya, maka surga balasannya. Sebaliknya, jika amal buruknya lebih berat, neraka adalah yang paling pantas baginya.
Sobat tiada pilihan bagi kita, kecuali menggunakan sisa bulan Ramadhan ini untuk lebih tunduk kepada Allah Swt. Tiada perintah Allah yang menjadikan kita sengsara. Pasti semua perintah Allah mengandung berkah, tambahnya kebaikan. Maka Bismillah siapkan akal pikiran, ikhlaskan hati hanya untuk Allah, mari lakukan perintahNya. Moga Surga rindu kepada kita. Amiin.
(awan SPETA)
#DigitalClassSMPTamiriyahSurabaya
#SchoolTalkSMPTamiriyahSurabaya
#OneDayTamiriyahBoardingSchool
#MenerimaMuridBaru2019-2020
#CambridgeCurriculumApplied
#FullDay5HariMasuk
Komentar
Posting Komentar