HIDUP MULIA DENGAN AL QUR'AN
Alquran secara Bahasa berarti “Bacaan”. Alquran merupakan kitab suci umat Islam yang menjadi mukijzat terbesar Nabi Muhammad. (https://muslim.okezone.com/read/2019/05/10/614/2054183/fakta-fakta-menarik-tentang-alquran-mukjizat-terbesar-nabi-muhammad-saw).
Pada awalnya Alquran diturunkan Allah SWT kepada Rosulullah SAW di bulan Ramadhan, sebagaimana firmanNya:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang haq dan yang batil) (TQS al-Baqarah [2]: 185).
Di dalam riwayat Sa’id Ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas disebutkan bahwa Ibnu Abbas mengatakan, “Al-Quran diturunkan pada pertengahan bulan Ramadhan ke langit dunia dari tempat asalnya, yaitu Baitul Izzah. Kemudian diturunkan kepada Rosulullah SAW selama dua puluh tahun untuk menjawab perkataan manusia,” (Tafsir Ibnu Katsir).
Di dalam riwayat Ikrimah, dari Ibnu Abbas, disebutkan bahwa Al-Quran diturunkan pada bulan Ramadhan(yaitu dimalam Lailatul Qadar). Al-Quran yang diturunkan oleh Allah SWT sebagai petunjuk buat hati hamba-hambaNya yang beriman kepada Al-Quran, membenarkannya, dan mengikutinya.
Bayyinatin, petunjuk-petunjuk dan hujjah-hujjah yang jelas lagi gamblang dan terang bagi orang yang memahami dan memikirkannya, membuktikan kebenarannya apa yang dibawanya berupa hidayah yang menentang kesesatan, petunjuk yang berbeda dengan jalan yang keliru, dan pembeda antara perkara yang hak dan yang bathil serta hal-hal yang haram. (Tafsir Ibnu Katsir)
Tanpa terasa kita sudah melalui sepertiga bulan Ramadhan, sudahkah Al-Quran yang kita baca meningkatkat kepekaan kita kepada perintah Allah sehingga terasa ringan menjalakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya, atau belum ada dampak yang muncul sama sekali. Padahal tujuan puasa tidak lain agar ketakwaan bisa kita raih, tentu mengunakan Al-Quran sebagai standar kebenaran.
Kalau belum, di sisa Ramadhan ini mari kita pacu diri kita menjadi muttaqin sejati. Tingkatkan kecintaan kita kepada Al-Quran, wujudkan ketcintaan itu tidak hanya dengan membacanya, melainkan dengan memahami dan berusaha sekuat tenaga menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup dalam mengarungi kehidupan kita sehari-hari, sehingga kita sukses mengarungi bulan Ramadhan ini dan terlahir kembali suci laksana bayi.
Allah SWT juga menjadikan malam turunnya al-Quran sebagai malam yang penuh berkah. Allah SWT berfirman:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
Sungguh Kami menurunkan al-Quran pada suatu malam yang diberkahi. Sungguh Kamilah Yang memberi peringatan (TQS ad-Dukhan [44]: 3).
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Sungguh Kami telah menurunkan al-Quran pada Malam al-Qadr. Tahukah kamu apakah Malam al-Qadr itu? Malam al-Qadr itu lebih baik dari seribu bulan (QS al-Qadr [97]: 1-3).
Karena itulah maka kami keluarga besar SMP Ta’miriyah Surabaya menyelenggarakan pondok Ramadhan fokus pada mempelajari cara membaca Al-Quran sekaligus mempelajari isi kandungannya. Disamping menguatkan kuwalitas keimanan mereka.
Mengingat, sabda Nabi Saw:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا
Siapa yang membaca satu huruf saja dari Kitabullah, bagi dia satu kebaikan, sementara satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali (HR at-Tirmidzi).
Pertanyaannya, apakah al-Quran hanya cukup dibaca atau dihafal? Apakah kalau kita membacanya berkali-kali dan menghafalnya, otomatis kita mendapatkan petunjuk darinya? Tentu tidak.
Kita perlu memahami isinya. Sesungguhnya al-Quran adalah jalan kehidupan. Di dalamnya terkandung petunjuk seputar keimanan seperti sifat dan zat Allah, kisah umat-umat terdahulu, malaikat, jin, iblis, Hari Akhir, surga dan neraka dan semua lini kehidupan manusia. Semuanya merupakan petunjuk agar umat manusia tidak jatuh dalam maksiat kepada Allah SWT.
Dengan demikian al-Quran adalah kitab suci yang paripurna. Tak ada satu pun yang luput dari pembahasannya. Allah SWT berfirman:
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
Kami menurunkan kepada kamu al-Kitab (al-Quran) sebagai penjelasan segala sesuatu serta petunjuk, rahmat dan kabar gembira bagi kaum Muslim (TQS an-Nahl [16]: 89).
Maka kemuliaan itu ada dalam Al-Quran. Barangsiapa yang tunduk patuh kepada Al-Quran kemulian pasti akan bersamanya sebaliknya siapapun yang menentang Al-Quran pasti kebinasaan akan menimpanya.
.
Ingatlah firman Allah SWT:
فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى (123) وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124)
Siapa saja yang mengikut petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku (al-Quran), sungguh bagi dia kehidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkan dirinya pada Hari Kiamat dalam keadaan buta (TQS Thaha [20]: 123-124). (Awan SPETA)
Komentar
Posting Komentar